BAB
1
PENDAHULUAN
Menurut
perkembangan sejarah, manusia tidak pernah berhenti dari kesibukannya, dari
pagi sampai malam anak-anak, orang-orang dewasa dan orang-orang tua sibuk
dengan pekerjaannya masing-masing.
Di
dalam kesibukan-kesibukan tersebut terjalinlah suatu hubungan timbal balik di
dalam usaha dan memenuhi kebutuhan manusia, atau dapat juga dikatakan manusia
adalah makhluk sosaial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan bantuan orang lain
dalam hidupnya terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Di
dalam kegitan manusia sebagia makhluk sosial menimbulkan ilmu pengetahuan
sendiri. Termasuk di sini adalah kegiatan manusia untuk mendidik
generasi-genarasi mudanya kepada anak cucunya, di dalam karya mendidik inilah
manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat
dari segi sosialnya, di tinjau dari konstaelasi sosial. Dimana terjalin karya
mendidik itu. Maka disini timbul suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu Jiwa
pendidikan) yang membahas proses interaksi social anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio
kultulir yang terdapat didalam masyarakat dan negaranya.
Kenyataan
menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju
dan memperlihatkan gejala disintegratif, yang meliputi berbagai bidang
kehidupan,dan merupakan masalah bagi semua insitut sosial. Seperti; industri,
agama perkumpulan pemerintahan, keluarga,
perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah sosial dalam masyarakat itu
juga dirasakan oleh dunia pendidikan.
Masalah
pendidikan dalam keluarga pendidikan di sekolah dalam masyarakat merupakan
repleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Kenakalan
remaja itu sangat menurunkan moral pada diri kita dan lebih-lebih pada bangsa
kita ini,oleh sebab itu kita sebagai calon generasi penerus bangsa harus peduli
dan tanggap akan moral-moral remaja yang sangat bertolak belakang dengan apa
yang telah ditentukan oleh sang maha pencipta dan undang-undang dasar.
Kenakalan
remaja merupakan salah satu bentuk masalah sosial dalam masyarakat. Oleh karena
itu kami mengambil tema tentang “Kenakalan Remaja.”
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA
Kenakalan
remaja meliputi semua prilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Prilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang sekitarnya.
Kartono
(ilmuan sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa
Inggrisnya dikenal dengan isltilah Juvenule delinquency merupakan gejala
potologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial.Akibatnya mengembangkan bentuk prilaku menyimpang.
Santrock
mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal.
Kenakalan
remaja merupakan perbuatan anak-anak remaja yang melanggar norma sosial norma
hukum, norma kelompok dan mengganggu ketentraman kelompok. Serta kenakalan
remaja sekarang sudah menjalar dimana-mana baik di masyarakat atau lingkungan,
di sekolah atau di kampus maupun di
keluarga.
1.
Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Lingkungan
Masalah
sosial dalam perilaku menyimpang dalam lingkungan masyarakat diantaranya adalah
kenakalan remaja,dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi
karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai peraturan sosial ataupun
nilai dan norma sosial yang berlaku.
Prilaku
menyimpang dapat di anggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan dan
merusak sistem sosial yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat.
Perilaku
menyimpang dapat dibedakan menjadi dua macam diantaranya ada perilaku
menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja. Perilaku menyimpang yang
tidak disengaja karena pelaku kurang memahami peraturan yang berlaku. Sedangkan
untuk perilaku menyimpang yang disengaja, bukan karena pelaku tidak mengetahui
aturan,tetapi memang sengaja dilakukannya.
Hal
tersebut disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami
dorongan untuk melakukan pelanggaran pada situasi tertentu, tetapi pada
kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab
orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk
menyimpang
Proses
sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui suatu interaksi sosial
dengan menggunakan media atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu,
kondisi kehidupan lingkungan akan sangat mewarnai, mempengaruhi input dan
pengetahuan yang diserap oleh masyarakat.
Salah
satu variasi dari teori yang menjelaskan kriminalitas di daerah perkotaan,
bahwa beberapa tempat di kota mempunyai sifat yang kondusif bagi tindakan
kriminal oleh karena lokasi tersebut mempunyai karakteristik masing-masing.
Tingkat
kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota pada umumnya berada pada bagian
wilayah kota yang miskin atau pinggiran, dampak kondisi perumahan di bawah
standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta komposisi
penduduk yang tidak stabil.
Dalam
batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya
secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku
tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut
terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang
tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu
perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada
masyarakat.
Keberfungsian
sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas
seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. keberfungsian sosial adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi
dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam
mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya.contoh kenakalan yang
terjadi di lingkungan masyarakat:
a. Penyalahgunaan
Narkotika
fungsi
utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa
sakit dan penenang yang hanya digunakan dirumah sakit untuk orang yang
menderita sakit berat (misalkan kangker) dengan rekomendasi dokter atau
diberikan kepada orang-orang yang akan menjalani operasi.
Disamping
itu, narkotika juga menimbulkan efek yang disebut halusinasi (khayalan), impian
yang indah-indah atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang
menyebabkan sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan
narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit.
Hal
itulah yang mengakibatkan penyalahgunaan obat (narkotika). Bahaya penggunaan
narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan adanya adiksi atau ketergantungan.
Adiksi
adalah keracunan obat yang bersifat kronik atau periodic sehingga penderita
kehilangan control terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya
sendiri dan masyarakat.
Beberapa
jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium,
morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD (Lasergic Adid
Diethy Lamide) dan tembakau.
b
Geng motor
Sekarang
yang sedang merajarela kenakalan remaja adalah Geng Motor yang sangat
mengganggu dan meresahkan lingkungan masyarakat.
c.Pencurian
dan Perampokan
Pencurian
dan Perampokan adalah salah satu kenakalan remaja yang sering terjadi di
lingkungan masyarakat terutama di kota-kota.
2.
Kenakalan Remaja dalam Perspektif Sekolah
Di
sekolah ataupun di kampus tidak lepas dari masalah kenakalan bahkan yang sering
terjadi kenakalan remaja kebanyakan di sekolah.contoh kenakalan yang sering
dilakukan oleh para siswa-siswi atau oleh mahasiswa:
a.Pergaulan
bebas
Pergaulan
bebas ini dapat menyebabkan sex bebas atau prilaku seksual diluar nikah dan
terjadi sebagai akibat masuknya kebudayaan barat barat. Perilaku seksual di
luar nikah sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial
pada masyarakat Indonesia.
b.Perkelahian
antar pelajar atau mahasiswa
Perkelahian
antar pelajar atau mahasiswa dapat merusakan dan memperlemah persatuan dan
kesatuan para pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi
pelajar, seperti OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting di
dalam pembentukan sikap dan tingkah laku para pelajar. Melalui organisasi
pelajar kita kembangkan kreativitas dan efektifitas kaum pelajar.
c.Bolos
sekolah
Bolos
sekolah adalah pekerjaan para pelajar yang nakal akibat pengaruh dari berbagai
aspek.
Membolos
sekolah mungkin ini merupakan salah satu budaya dalam pendidikan di bumi
pertiwi ini.Sering kali kita mendapati anak - anak sekolah yang masih
berseragam berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah.
Kalau
jaman dahulu mungkin hanya sebatas anak laki - laki saja yang melakukan atau
melestarikan kebudayaan ini namun akhir - akhir ini tidak jarang kita temukan
anak sekolah perempuan yang membolos di jam sekolah,sendiri dengan sesama teman
perempuan ataupun dengan teman laki - laki.
Lalu
bagaimana dengan peraturan sekolahnya? apakah sekolah tidak melakukan tindakan
dengan kejadian semacam ini?mungkin ada beberapa sekolahan yang menganggap hal
ini adalah hal yang biasa dengan tidak memberikan sangsi terhadap anak yang
membolos.namun sesungguhnya di setiap sekolahan pasti ada peraturan yang
mengatur tentang sangsi bagi anak yang membolos.Tetapi peraturan ini terkadang
tidak ditegakkan entah karena gurunya tidak tau atau memang karena guru
tersebut sudah bosan menghukum anak yang bersangkutan.
Hukuman
bagi siswa yang membolos terkadang bisa menjadi pisau bermata dua yang
terkadang juga bisa merepotkan guru, bagaimana tidak ? seperti yang anda
ketahui belakangan ini banyak berita mengenai kekerasan guru terhadap
muridnya.Menurut saya itu adalah suatu hal yang wajar karena seorang guru tentunya
juga mempunyai harga diri jika peraturan yang dibuatnya dilanggar berulang
ulang kali, sang guru pasti akan merasa tidak dihargai sebagai guru tentunya
3.
Kenakalan Remaja Dalam Perspektif keluarga
keluarga
yang tingkat keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan
melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat. Sebaliknya, bagi keluarga
yang tingkat keberfungsian sosialnya tinggi, maka kemungkinan anak-anaknya
melakukan kenakalan sangat kecil. Untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja
tersebut dua hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian
sosial keluarga melalui program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi
pada keluarga dan pembangunan sosial yang programnya sangat berguna bagi
pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, dapat memberikan
program-program untuk mengisi waktu luang mereka dengan meningkatkan program
lainnya.
4.
Kenakalan Remaja Dalam Perspektif islam
Rounded
Rectangle: 5Kenakalan remaja (Juvenile Delinquence) adalah merujuk kepada
perbuatan dan aktiviti remaja yang berlawanan dengan norma-norma masyarakat,
undang-undang negara dan agama, seperti mencuri, merampok, merogol, berzina,
membunuh,mendurhaka kepada kedua ibu bapa dan seumpamanya. Perbuatan remaja
dikatakan nakal kerana remaja dianggap belum matang, belum dewasa dan perbuatan
jenayah yang mereka lakukan tidak dikenakan hukuman berat. Hukuman yang
dijatuhkan kepada mereka ialah remaja itu ditempatkan di pusat-pusat pemulihan
akhlak dan diberi pendidikan khas.
Ahli-ahli
sains sosial berbeza-beza pendapat tentang had umur remaja. Ada yang mengatakan
alam remaja di antara 10 – 18 tahun atau 13 tahun – 12 tahun. Menurut Islam,
kanak-kanak mula dapat membezakan perkara yang baik dan buruk setelah mencapai
mumayiz yaitu berumur tujuh tahun.
Pada
ketika inilah ibu bapa atau penjaganya patut melatih anak mengerjakan ibadat
yang wajib. Apabila anak mencapai umur baligh, mereka wajib melaksanakan semua
suruhan agama dan menjauhkan segala larangannya. Lingkungan baligh ialah
mencapai umur 15 tahun atau kanak-kanak lelaki sudah bermimpi bersetubuh dan
kanak-kanak perempuan pula telah keluar haid dalam tempuh umur antara 9 hingga
15 tahun.
B.
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Kenakalan
remaja dapat ditimbulkan oleh bebera hal, sebagai sebagian diantaranya:
1.
Krisis identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan dan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainnya identitas peran. Kenalakan remaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi.
2.
Kontrol diri yang lemah
Remaja
yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan control diri untuk bertingkahlaku sesuai dengan
pengetahuannya.
3.
Keluar
Perceraian
orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antara anggota keluarga bisa memicu perilaku negataif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluargapun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab
kenakalan remaja.
4.
Teman sebaya yang kurang baik
Pengaruh
teman sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk, apabila dibungkus
dengan segunpal daun, maka daun itupun akan berbau busuk, sedangkan bila
sebatang kayu cendana di bungkus dengan selembar kertas, kertas itupun akan
wangi baunya. Perumpamaan ini merupakan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan
dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja berhati-hati dan
bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak
bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak
sesuai, anak dikemudian hari akan banyak masalah bagi dirinya sendiri dan orang
tuanya.
5.
Pendidikan Keluarga
Memberikan
pendidikan yang sesuai dengan anak adalah merupakan salah satu tugas orang tua
kepada anak, maka pilihkan lah sekolah yang bermutu. Namun, masih sering
terjadi dalam masyarakat, orang tua memaksakan kehendaknya, agar di masa depan
anaknya memilih fropesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orang tua.
Pemaksaan ini justru kan berakhir dengan kekecewaan, sebab, meski memang
sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tua tersebut, tetapi tidak
sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudain kecewa, frustasi dan akhirnya
tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka mudah pergi bersama kawan-kawannya,
bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah
satu pengguna obat-obat terlarang.
6.
Penggunaan waktu luang
Kegiatan
di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha
menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan.
Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak pada sisi remaja akan
timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.
Apabila bentuk kegiatan itu positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah.
Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negative maka lingkungan akan tergangu.
Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan
iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja
untuk menarik perhatian lingkungannya, perhatian yang diharapkan dapat berasal
dari orang tuanya maupun teman seperjuangannya.
Celakanya,
kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer
sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu malam hari,
mencuri,merusak,minum-minuman keras,obatbius,dansebaginya.
7. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
8. pendidikan di sekolah
Sekolah merupakan tempat memberi pengajaran dan pendidikan kedua
kepada anak selepas ibu bapa. Faktor sekolah yang boleh mempengaruhi anak
ialah:
a. Disiplin sekolah yang longgar.
b. Ibu bapa tidak mengambil tahu kemajuan dan pencapaian anak di
sekolah.
c. Guru tidak mengambil tahu masalah yang dihadapi oleh
murid-murid.
d. Bosan dengan kegiatan sekolah
Kegiatan sekolah yang itu - itu saja terasa membosankan bagi para
siswa yaitu datang,duduk,diam,mendengarkan, lalu pulang. Hal ini dilakukan
setiap hari tentu akan menjadi suatuhal yang sangat membosankan.
e. Tertarik dengan kegiatan diluar sekolah
Jiwa muda para pelajar sering menjadi alasan kenakalan remaja salah
satunya membolos.ketika seorang pelajar mengetahui ada kegiatan menarik diluar
sekolah tentu siswa tersebut akan berusaha untuk bisa mengikuti kegiatan
tersebut dan sayangnya kegiatan diluar sekolah tersebut bukan hanya kegiatan
yang bersifat positiv.
f. ajakan teman
Ajakan teman terkadang terdengar seperti tantangan atau mungkin
ejekan yang membuat seorang siswa tidak mampu menahan godaan adrenalin.
g. Takut atau malas melihat
wajah guru
Alasan
yang satu ini merupakan alasan yang paling populer dikalangan pelajar.Dengan
alasan takut atau malas mengikuti pelajaran salah seorang guru membolos
merupakan pilihan yang menggiurkan, entah karena tidak mengerjakan PR atau
alasan yang lain sebagainya.
C. CIRI-CIRI KENAKALAN REMAJA
Dalam
hal ini terdapat beberapa macam ciri-ciri tentang kenakalan remaja adalah
sebagai berikut
1.
pemarah, apabila menghadapi suatu permasalahan dan masalah itu terasa tidak
cocok maka seketika itu bisa langsung marah.
2.
pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang
negatif biasanya akan menjadi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang
bersifat baik.
3.
tidak memiliki rasa belas kasih yang besar.
4.
mudah putus asa atau tidak sabaran.
5.
apabila dilihat dari segi pakaiannya tidak pernah memakai pakaian yang rajin
atau sering memakai pakaian yang tidak pantas untuk dipakai, seperti laki-laki
memakai pakaian perempuan atau sebaliknya.
6.
potongan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan.
7.
tidak mengenal yang namanya dosa.
8.
dan tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.
D.
AKIBAT DARI KENAKALAN REMAJA
Setelah
seseorang melakukan sebuah usaha baik itu baik atau tidak baik yang pasti akan
menerima atau mendapatkan manfaat, dan apabila yang dikerjakannya itu selalu
bersimpangan dengan ajaran agama maupun peraturan dari negara maka juga pasti
akan mendapatkan akibatnya. Akibat dari kenakalan remaja antara lain adalah
sebagai berikut yang diantaranya :
1.
apabiala bertempat di masyarakat akan mendapatkan teguran atau gunjingan dari
masyarakat setempat.
2.
akan dibenci dan di musuhi banyak orang.
3.
tentunya akan dijauhi banyak orang.
4.
tidak disukai oleh khalayak.
E.
PERAN ORANGTUA, GURU, DAN LINGKUNGAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya
tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu
mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan
dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari
seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi
agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi
penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak
berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta,
tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di
depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk
pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri
tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan
sehari-hari.
Rounded
Rectangle: 8Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut
tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam
bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja.
Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid,
tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang
pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu
penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para
remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas
yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang
baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan
akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua
dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang
menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi
jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh
pola kenakalan para orang tua
Tidak
mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya
didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir
setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang.
Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang
luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi
adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung
setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun
termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia
tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat
melakukan kesalahan.
Akhir
akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru
adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau
pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti
satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu,
hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita
harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja
kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya
kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka
Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam
kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini
menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja tim yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru
di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain
dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang
tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling
memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran
Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di
lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat
memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si
remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya
agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting
dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang
pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu
dengan benar.
Terlepas
dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan
pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan
remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para
remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan
memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah
Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang
guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan
ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja"
yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja.
F.
CARA-CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Islam sebagai agama rahmatal lil’alamin,telah mengajarkan
bagaiamana cara mebina dan mendidik anak yang akan umbuh menjadi remaja dengan
menanamkan ilai-nilai alquran seperti yang diajakan Oleh lukman alhakim dalam
surat al lukman ayat 16-17.Bahwa pendidkan aklak yang di tanamakan sejak dari
kecil dari keluarga sangatlah menjadi pokok pondasi yang kkuat bagi remaja
sebagai benteng dari pengaruh-pengaruh yang mendorong terjadinya
kenakalan-keenakalan remaja saat ini.Oleh karena itu peran orang tua sangat
penting dalam mengarahkan,membimbing anak agar tumbuh menjadi reaja yang siap
dalam segala perubahan sehingga sebesar aapun pengaruh kemauan global ini
remaja akan selalu dalam koridor keislaman sesuaai yang diajarkan al-qur’an.
Ada beberapa
hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja, yaitu sebagai
berikut: :
1.Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri
bisa dicegah atau bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2.Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
3.Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat
keberfungsian sosilal keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik
berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya secara
teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka
anak-anaknyapun akan melalukan hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma
agama
4.Untuk menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain
mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga hendaknya
memberikan kesibukan dan mempercayakan tanggung jawab rumah tangga kepada si
remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun
mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan
pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi
waktu anak “Keluyuran” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui
tugas dan kewajiban serta tanggungjawab dalam ruamh tangga. Mereka dilatih
untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk
mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasab teman
yang baik.
5.Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak
memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak. Tetapi
apabila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka
berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai
dengan pilihanya. Sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan
bila tugas utama telah selesai.
6.Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja.
Remaja selain membutuhkan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang
dari orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja dapat
diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan
dapat berupa melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble,
monopoli, catur dan lain sebagainya. Selain itu, dapat pula berupa tukar
pikiran berbicara dari hati ke hati, misalnya makan malam bersama atau duduk santai
di ruang keluarga. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh
anggota keluarga.
7. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik
serta orang tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.
8. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
BAB
III
KESIMPULAN
Kenakalan remaja meliputi semua prilaku menyimpang dari norma
sosial, norma hokum, norma kelompok dan merugikan dirinya sendiri serta
mengganggu ketrentaman masyarakat. Misalnya, penyalahgunaan Narkotika, prilaku
seksual di luar nikah, perkelahian pelajar, kebut-kebutan, minum-minuman keras,
membolos sekolah, berbohong, membunuh, keluyuran, mencuri, dan aksi corat-coret
di tembok atau pagar dan lain sebagainya.
Hal-hal
yang dapat mempengaruhi munculnya kenakalan remaja diantaranya adalah adanya
waktu luang yang diisi, dengan kegiatan yang kurang kurang positif, pemilihan
teman sebaya yang kurang baik, kurang nyaman dalam menjalani pendidikan
kurangnya keberfungsian sosial keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang
kurang baik.
Untuk itu waktu luang hendaknya digunakan untuk berkumpul bersama
seluruh anggota keluarga dan mengadakan kegiatan keluarga guna mengeratkan
kasih sayang, remaja harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orang tua memberi arahan dengan siap dan di komunitas mana remaja harus
bergaul, orang tua hendaknya memberikan kebijaksanaan terhadap anak untuk
memilih pendidikan sesuai dengan kesenangan dan bakatnya dan orang tua harus
berusaha memenuhi kebutuhan anak secara maksimal baik itu materi, perhatian,
kasih sayang, pendidikan agama dan pendidikan moral.
Peran pendidikan agama yang dilakukaan dlam keluarga dan sekolah
sangat berpengaruh besar dalam menanggulangi kenakalan remaja,sesuai dengan
ajaran islam yang telah dicontohkan lukam aal hakmim sehingga memang sangt
diperlukaan perhatian khusus bagi masalah kenakalan remaja penanganan secara
relegius dan penanaman sejak dini nilai-nilai agama kepada anak generasi muda
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.
H. Abu Ahmadi. 2004 . Sosiologi Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta
Drs.
Kuswanto, M.M. Bambang Siswanto, S.H. (2003). Sosiologi
Solo.
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Conny
R. Semiawan. 1991.Pendidikan anak dalam keluarga, Jakarta, Nasehat
Perkawinan.Gunung Mulya
Gunarsa.1981.
Psikolog Remaja, Jakarta, BPK, Gunung Mulya
Kartini
Kartono.1997. Phatologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali
Andi
Mapiare,1988. Psikologi Remaja, Surabaya, Usaha Nasional
Zakiah
Darajat,1978. Problem Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang
0 komentar:
Posting Komentar